TUTORIAL

Cara Membaca Puisi yang Benar: Intip 7 Teknik dan Tokohnya

Cara-Membaca-Puisi

Tips cara membaca puisi bukan hanya harus lantang dan menghayati, faktanya ada beberapa teknik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh terkenal ini.

Cara membaca puisi yang baik dan benar banyak diajarkan di kelas mata pelajaran bahasa Indonesia, film bertema sastra, atau media lainnya. Tapi, tahukah Anda bahwa ada beberapa teknik baca puisi terkenal yang diusung oleh beberapa tokoh fenomenal? Inilah beberapa paparannya.

7 Cara Membaca Puisi yang Benar dan Tepat

Yuk, simak di bawah ini bagaimana cara membaca puisi dengan benar dan tepat:

  • Expressive Reading

Cara membaca puisi yang satu ini ini melibatkan penggunaan ekspresi wajah, intonasi, dan gerak tubuh untuk menyampaikan emosi dan makna dari puisi. Teknik yang dipopulerkan oleh Paul Lauter ini sangat recommended untuk jenis sajak yang berhubungan dengan kegiatan, cerita, atau protes terhadap suatu keadaan.

  • Pembacaan Deklamasi

Menjadi terkenal setelah salah satu tokoh kenamaan sastra bernama William Butler Yeats mencetuskannya, teknik ini menekankan pada penyampaian puisi dengan gaya oratoris yang dramatis, sering digunakan dalam konteks formal atau kompetisi. Karena secara umum aneka lomba baca puisi memang berfokus pada momen bertema kepahlawanan dan sejarah patriotis.

  • Interpretive Reading

Cara membaca puisi berikutnya cenderung sulit ditiru oleh para pemula, pasalnya dalam teknik ini pembaca diharuskan untuk menginterpretasikan puisi berdasarkan pemahaman pribadi, mengutamakan intonasi dan ritme yang mencerminkan makna tersembunyi dalam puisi. Teknik yang dipopulerkan oleh Robert Frost ini bisa begitu indah jika disematkan dalam sebuah opera, teater, dan penampilan musikal sastra.

  • Rhythmic Reading

T.S. Eliot ternyata bukan hanya seorang novelis yang terkenal, tetapi juga penggagas teknik baca puisi yang berfokus pada penggunaan ritme dan meter puisi untuk menciptakan efek musikalitas dalam pembacaan. Tak heran jika cara membaca yang satu ini membutuhkan latihan khusus dan penyamaan chemistry antara si pembaca dan isi dari puisi tersebut agar terdengar semakin melankolis.

  • Pembacaan Lirikal

Di Indonesia, cara pembacaan puisi ala lirikal juga dikenal sebagai musikalisasi puisi, dan cukup banyak digandrungi anak muda karena nada dan melodi memang menarik. Sylvia Plath menjadi penggagas dan orang yang membuat cara pembacaan lirikal kian terkenal, di mana momen pembacaan puisi dengan cara tersebut akan lebih menekankan pada kualitas lirik, sering kali dengan nada melodi dan perasaan yang mendalam.

  • Pembacaan Dramatis

Sesuai dengan namanya, cara baca puisi yang diidekan oleh Laurence Olivier tersebut memang bersifat lebih emosional dan mengajak pendengarnya untuk lebih masuk ke dalam suasana bait demi baik yang dibawakan. Ya, metode yang satu ini memang melibatkan elemen teater, di mana pembaca menggunakan gerakan, suara, dan ekspresi untuk menghidupkan karakter dan situasi dalam puisi, sehingga diharapkan ada tangis dan tawa, atau ketakutan maupun kebingungan sesuai dengan intisari bait demi bait yang disampaikan.

  • Pembacaan Kontemplatif

Bisa dikatakan, teknik atau cara yang satu ini bukan untuk semua orang, karena butuh waktu lama untuk memperdalam penghayatan yang dibaurkan dengan artikulasi, tempo pembacaan dan ketegasan dalam setiap bait saat membacanya. Dipopulerkan oleh Mary Oliver, prosedur yang menekankan pada penghayatan dan refleksi mendalam terhadap puisi ini cenderung menggunakan tempo lambat dan suara lembut untuk menekankan makna dan nuansa.

Kesimpulan

Masing-masing orang tentunya mempunyai kecenderungan tersendiri dalam baca puisi, terutama ketika sajak tersebut ditulis sendiri. Anda bisa mencoba setiap metode atau cara membaca puisi di atas tanpa terkecuali, namun pastikan untuk memahami dulu apa kandungan eksplisit maupun implisit dari diksi yang ditanamkan pada bait demi bait, supaya bisa memaksimalkan penghayatan dan penyampaian kepada pendengar.